Sebelum Mulai Bacalah....

Sebelum Mulai Bacalah....
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

RSUD PRINGSEWU RAWAT PASIEN GIZI BURUK


PRINGSEWU – Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu kembali merawat pasien Gizi Buruk. Adalah Dimas Saputra, bayi berusia 3 bulan anak pertama dari pasangan Sarodi (38) dan Lilis ( 24) asal Dusun Buluk Rejo Desa Temple Rejo Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran ini kini harus dirawat di Ruang Anak RSUD Pringsewu lantaran mengalami gizi buruk.

Keterbatasan ekonomi orang tua dan jauhnya desa dari pelayanan kesehatan lagi-lagi menjadi sebab utama bayi mungil ini terpaksa harus mengindap penyakit dengan ciri berat badan menurun dan perut buncit ini.


Menurut pengakuan orang tuanya, pada saat lahir berat badan Dimas normal, sama seperti berat badan bayi pada umumnya. Proses persalinannya pun berjalan lancar walaupun hanya dibantu oleh seorang dukun beranak yang ada di desanya.

“Anehnya setiap kali diberi asi oleh ibunya, sang anaknya selalu muntah-muntah dan itu berlangsung sampai umur 3 bulan, serta berat bayi malah menurun selama kurun waktu itu. Karena timbul perasaan tidak tenang melihat kondisi Dimas, kemudian saya membawanya ke bidan. Namun kata bidan anak saya tidak apa-apa”, ungkap Rosidi.

Setelah sekian lama Dimas mengalami rawat jalan dan tidak ada perubahan, akhirnya Sarodi berinisiatif menbawa anaknya ke puskesmas yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya. Dari puskesmas tersebut lah didapat keterangan bahwa anaknya yang baru berusia 3 bulan mendapatkan penyakit yang di sebut Gizi Buruk dan atas saran dari pihak puskesmas akhirnya Dimas di bawa ke RSUD Pringsewu untuk mendapatkan pelayanan medis yang lebih serius.

“Saya baru tahu kalau anak saya terkena gizi buruk ketika saya mebawanya ke Puskesmas. Petugas puskesmas mengatakan kalau anak saya terena gizi buruk dan menyarankan agar segera dibawa ke RSUD Pringsewu”, tambah Rosidi.

Kini, Rosidi yang kesehariannya hanya bekerja sebagai buruh tani di desanya hanya pasrah atas kondisi anaknya dan berharap ada uluran tangan dari pihak pemerintah untuk membantunya dalam proses perawatan buah hatinya di rumah sakit mengingat penghasilannya yang hanya sebagai buruh tani tidak mencukupi untuk biaya pengobatan Dimas. (Son)

Baca Selengkpnya.....

ANEH : SEORANG ANAK TERKHITAN DENGAN SENDIRINYA


AMBARAWA – Sabtu sore (13/2) sekitar pukul 14.00 WIB warga Dusun Brebes Pekon Margodadi Kec. Ambarawa Kab. Pringsewu digegerkan oleh kejadian aneh yang menimpa salah seorang anak di desa tersebut. Mendadak warga berkumpul di rumah salah seorang warga bernama Anto Fauzi (28) lantaran anaknya mengalami kejadian terkhitan dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain ataupun tenaga medis.


Kejadian aneh ini bermula saat Sendi (5) yang merupakan anak pertama dari pasangan Anto Fauzi (28) dan Testiati (25) merasa sakit kepala dan pusing pada sabtu siang sekitar pukul 13.00 WIB. Sang ibu, Trestiati yang mengetahui anaknya merasa sakit kepala kemudian berinisiatif untuk mengerik bagian punggungnya karena diduga hanya masuk angin. Pada saat dikerik itulah tiba-tiba Sendi merasa sedikit sakit pada kemaluannya, saat coba diperiksa oleh Sang Ibu, betapa kagetnya karena kemaluan Sendi ternyata sudah terkhitan. Padahal menurut pengakuan ibunya ketika lepas dzuhur ia masih sempat mengganti celana sang anak, dan keadaannya belum terkhitan.

“Pada mulanya dia merasa mumet (sakit kepala – red). Karena kebiasaan orang desa kalau sakit dikerik dulu, makannya terus saya kerikin mas sambil tengkurep, karena mungkin hanya masuk angin. Pada saat dikerik itulah, tiba-tiba dia merasa agak sedikit sakit di bagian kemaluannya. Kemudian saya suruh buka celana mas. Dan betapa kagetnya saya ternyata kemaluannya sudah terkhitan dengan kondisi yang juga sudah ditaburi obat yang biasa dipakai untuk mengobati luka khitan. Padahal saya pastikan mas, sebelum ia saya kerik, saya sempat mengganti celananya lantaran ia mau pipis, tapi kondisinya ya masih utuh belum dikhitan. Setelah melihat kejanggalan pada anak saya, langsung saja saya memanggil bapaknya, sambil bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi”, ujar Testiati kepada koran ini.

Akibat mengalami kejadian yang tidak lazim ini, sang anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak ini kemudian dibawa ke tenaga medis oleh orang tuanya untuk mengetahui apa yang terjadi. Dari pengakuan tenaga medis didapat bahwa khitan yang di alami sendi sesuai dengan aturan medis, dan tidak apa-apa.

“Kemarin langsung saya bawa ke mantri sunat mas. Tapi kata mantri ya tidak ada apa-apa. Semuanya baik”, ungkap Anto Fauzi.

Sementara itu, untuk membuktikan kejadian aneh ini. Wartawan koran ini berusaha memastikan pada sang anak. Dan ternyata memang benar, Sendi (5) memang benar-benar yang sudah terkhitan dengan keadaan yang sudah sangat baik layakanya sudah dikhitan beberapa bulan yang lalu tanpa menunjukkan bekas luka sedikitpun. Namun sayang, saat Sendi ditanya apa yang terjadi saat dirinya dikerik oleh ibunya, ia tidak menjawab apa-apa dan lebih banyak diam. (Son)

Baca Selengkpnya.....

PRINGSEWU DIGANYANG CIKUNGUNYA

PAGELARAN - Mayoritas penduduk di tiga desa,masing-masing di desa Fajar Mulya, Fajar Baru kecamatan Pagelaran dan Desa Suka Mulya Kec. Banyumas terserang wabah cikungunya. Setidaknya sejak sebulan yang lalu warga mulai merasakan gejala yang mengindikikasikan penyakit cikungunya. Dan sampai hari ini, korban yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk aides aegepty ini terus bertambah.

Seperti halnya yang dialami Parjuli (55) warga Dusun Talang Jawa Desa Fajar Baru Kec. Pagelaran, dirinya mengaku sudah beberapa hari ini juga terserang cikungunya, walau awalnya ia tidak tahu kalau sakit yang dideritanya adalah cikungunya. "Tadinya saya hanya merasa dingin saja, kemudian kaki terasa linu sampai ke tulang, diikuti pembengkakan pada kaki dan jari tangan, sampai puncaknya saya tidak bisa bergerak sampai tiga hari". Parjuli menambahkan, selain dirinya mayoritas penduduk yang terhitung masih tetangganya satu dusun juga banyak yang terserang. “Gejala yang ditimbulkan sama, tapi kami belum tahu kenapa sebabnya”, katanya.


Hal serupa juga dialami Sukati (50) warga Desa Fajar Baru, kendatipun dirinya kini sudah mulai bisa berjalan, namun rasa nyeri dan sulit bergerak masih terasa di kedua kakinya. Dirinya mengaku juga terkena wabah ini sejak dua minggu yang lalu. “Mulanya terasa nyeri pada bagian persendian, saya kira hanya reumatik, tapi ternyata kaki saya mengalami pembengkakan”, akunya.

Parjuli dan Sukati adalah sebagian dari sekian banyak warga yang terserang penyakit cikungunya. Dari pantauan wartawan koran ini setidaknya hampir 80% warga di 3 desa tersebut. Terkait campur tangan Pemerintah Daerah Kab. Pringsewu, masih menurut keduanya, Parjuli dan Sukati menyatakan sampai hari ini belum mendapatkan tindakan medis seperti penyuluhan dan fogging focus dari pihak pemerintah ataupun puskesmas setempat yang turun ke desanya, padahal hampir tiap KK didusunnya yang terdiri dari sekitar 60 KK terserang penyakit bawaan nyamuk aides aegepty ini. “Belum ada yang turun mas, kami kalau berobat ya sendiri-sendiri, itupun jauh harus ke Kecamatan Banyumas, karena di desa ini tidak ada mantri. Jadi kalau yang tidak punya uang ya hanya istirahat dirumah saja”, kata Sukati kepada koran ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pringsewu dr. Endang Budiati saat dikonfirmasi menanggapi kasus ini menyatakan pihaknya telah turun ke lapangan dan melakukan beberapa tindakan yang semestinya. “Kami sudah turun ke Desa Fajar Mulya, dari 250 penderita sudah tertangani. Kami juga sudah melakukan fogging focus, penyuluhan, dan abatisisasi di desa tersebut. Sedangkan kasus di desa Fajar Baru belum kami ambil tindakan karena jumlahnya yang lebih sedikit dibanding yang ada di desa Fajar Mulya”, paparnya. Lebih jauh dirinya menjelaskan, wabah cikungunya ini akan bisa teratasi jika faktor-faktor yang meliputi Perilaku Masyarakat, Lingkungan, Jentik, dan Pelayanan Kesehatan dapat berjalan secara optimal. Dirinya juga meminta kepada masyarakat agar Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Menguras Membersihkan Mengubur Plus (PSN3M Plus) dibudayakan di lingkungan masyarakat. (Son)

Baca Selengkpnya.....

SMP Negeri 3 Gadingrejo Ambruk

Pringsewu - Tanggal 17 Agusutus yang merupakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI semesti dirayakan dengan semangat kebangsaan dan suka cita oleh seluruh rakyat Indonesia. Namun sepertinya hal ini tidak berlaku bagi warga Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Gadingrejo, Kab. Pringsewu. Pasalnya pada 17 Agustus 2009 malam sekitar pukul. 23.00 WIB gedung sekolah yang biasa digunakan untuk ruang belajar roboh tanpa ada sebab yang jelas.


Menurut penjaga sekolah tersebut, Wakidi, peristiwa ambruknya atap bangunan gedung tersebut bermula sekitar pukul 09.00 WIB, saat itu dirinya seperti mendengar bunyi kayu yang akan patah dari gedung yang ditempati untuk belajar kelas VII D, VII E dan VII F. Kemudian Wakidi langsung menelpon Suharsono yang tidak lain adalah Kepala SMP N 3 Gadingrejo dan mengabarkan kalau gedung tersebut sepertinya akan roboh. Sekitar pukul 21.30 WIB, Suharsono sampai di sekolah untuk memastikan kabar yang diterima dari Wakidi. Dan ternyata benar, bunyi retaka kayu penyangga atap bangunan yang terletak tepat di depan ruang guru tersebut, semakin menunjukkan tanda-tanda akan roboh. Setelah sekitar 2 jam lebih bunyi retakan tersebut terdengar, akhirnya kayu penyangga atap tersebut tak mampu lagi menahan beban di atasnya, dan atap yang menutupi ruang kelas VII D ambruk.

Hal tersebut dibenarkan oleh Suharsono, Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Gadingrejo. Dirinya menyatakan kalau kejadiannya memang malam hari, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, sekitar pukul 09.00 WIB saya masih dirumah, kemudian ditelepon oleh Pak Wakidi kalau terdengar suara retakan kayu dari lokal VII D, VII E, dan VII F. Kemudian saya langsung menuju lokasi, dan ternyata memang benar kalau itu adalah suara retakan kayu yang kemungkinan atap gedung akan roboh. Melihat kejadian tersebut, saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menyaksikan karena juga takut. Sekitar pukul 22.30 saya kembali ke rumah, dan sesaat kemudian Pak Wakidi menelpon saya dan mengabarkan kalau gedung sudah roboh.
Lebih lanjut, Suharsono menambahkan, beruntung kejadiannya malam hari, jadi tidak ada korban jiwa. Selain itu, sebenarnya saya masih belum percaya kalau gedung tersebut bisa roboh, pasalnya gedung yang dibangun setahun yang lalu sebelum saya menjabat kepala sekolah disini, tampilan fisiknya masih terlihat sangat bagus, bahkan boleh dikatakan gedung tersebut merupakan gedung yang paling baru dari sekian gedung yang ada di sekolah ini.

Akibat peristiwa tersebut, sedikitnya 120 siswa menjadi korban, siswa kelas VII D yang atapnya roboh terpaksa di pindahkan ke kelas lain, termasuk siswa kelas VII E, dan VII F yang masih satu bangunan dengan kelas VII D juga di pindahkan dengan alasan keamanan. Dua ruang sementara pun di gunakan sebagai kelas, Laboratorium IPA dan GSG Sekolah. Sementara itu, jumlah kelas VII yang semula berjumlah 7 kelas dipadatkan menjadi 6 kelas. Dan di bangunan runtuh terbut nampak pula dipasang pengumuman yang mengingatkan para siswa untuk tidak mendekati bangunan.

Peristiwa ini sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kab. Pringsewu di Pringsewu. Sementara itu, Panitia Pelaksan Pembangunan, saat ini masih dimintai keterangan di Mapolsek Gadingrejo, Kab. Pringsewu. (Son)

Baca Selengkpnya.....

Modul KKPI

Download Modul KKPI dibawah ini :

Modul I
"Mengetik 10 Jari" Klik Disini

Modul II
"Mengidentifikasi dan Mengoperasikan Komputer Personal" Klik Disini

Modul III
"Mengoperasikan Periferal" Klik Disini

Modul IV
'Mengoperasikan Perangkat Lunak Pengolah Kata" Klik Disini

Modul V
"Mengoperasikan Perangkat Lunak Lembar Sebar" Klik Disini

Modul VI
"Mengoperasikan Perangkat Lunak Presentasi" Klik Disini

Modul VII
"Mengoperasikan Perangkat Lunak Basis Data" Klik Disini

Modul VIII
"Internet" Klik Disini

Modul IX
"Mengelola Informasi" Klik Disini

Sumber : Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Baca Selengkpnya.....
Template telah melalui beberapa modifikasi Design By : Kendhin